Jakarta – Saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa, pada Rabu (16/5/2018), Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan soal pemahaman dan ideologi para pelaku bom bunuh diri yang menganggap aksi mereka merupakan ‘tiket’ untuk masuk ke surga.
“Mereka meyakini dalam pemikiran mindset kelompok-kelompok ini, mereka hanya berpikir, didoktrin sedemikian rupa bahwa jalan tol, express way, untuk menuju surga itulah dengan melakukan operasi amalia melawan musuh,” jelas Kapolri.
“Bagi mereka, kalau terbunuh itu langsung masuk ke surga. Coba kita lihat starbuck (bom di starbuck) atau katakanlah kasus di gereja (Surabaya) ini kan bisa sebetulnya bom itu diletakkan menggunakan timer di dalam gereja, kemudian ditinggalkan, bom meledak, dia selamat. Tapi ini tidak dilakukan,” kata Tito.
Para pelaku menurut Tito justru menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor, lantas meledakkan diri.
“Mereka meyakini kalau kontak senjata terjadi, mereka bisa membunuh dan dapat pahala. Dan kalau mereka terbunuh langsung masuk surga,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, petugas menghindari konfrontasi terbuka dengan pelaku teroris karena itulah yang para pelaku inginkan. Polisi lebih memilih mencari kesempatan untuk melakukan penangkapan tanpa jatuh korban.
Kapolri lantas menceritakan bagaimana pengalamannya saat menangkap dua pelaku peledakan di Kedutaan Besar Australia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, beberapa tahun lalu.
Tito saat itu sempat berbincang dengan salah satu pelaku yang bernama Iwan Rois. Kepada Tito, Iwan Rois menangis karena penangkapannya justru menghilangkan kesempatannya untuk masuk surga.
“Begitu kita tangkap hidup-hidup keduanya nangis. Saya tanya kenapa kamu nangis, mereka bilang kenapa saya nggak bisa membunuh bapak? Kenapa bapak nggak bunuh saya? Saya kehilangan golden momentum untuk masuk surga,” ujar Tito.
“Saya sampaikan, ya sudah kamu bunuh diri saja setelah ini,” tambah Tito.
Tapi Iwan Rois menolak untuk bunuh diri karena ia takut masuk neraka.
“Saya masuk neraka Pak kalau sudah begitu,” ujar Tito menirukan ucapan Iwan Rois.
(samsul arifin – www.harianindo.com)