Jakarta – Kita semua pernah mengalaminya: marah, mudah tersinggung, dan bete tidak tertahankan, hanya gara-gara kelaparan. Istilah bahasa Inggrisnya adalah hangry, penggabungan dua kata “hungry” dan “angry”, yang sering dipakai sebagai kata untuk menjelaskan fenomena di mana seseorang menjadi mudah marah saat lapar.
Hangry bukan berarti Anda orang yang tidak sabaran atau pemarah. Bahkan seseorang yang sangat penyabar pun bisa berubah agresif saat perutnya keroncongan. Apa sih, penyebab kita marah saat kelaparan?
Ini karena makanan adalah sumber energi utama bagi tubuh. Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan diubah menjadi glukosa yang kemudian mengalir ke dalam aliran darah beserta nutrisi lainnya untuk menyuplai energi bagi setiap sel dan jaringan tubuh. Glukosa adalah makanan utama bagi otak.
Hangry sebenarnya adalah reaksi alami tubuh untuk memberi tahu Anda bahwa “Hei! Ini saatnya untuk kamu makan!” Pasalnya, dari semenjak kali terakhir Anda makan, jumlah nutrisi dan glukosa akan perlahan menurun.
Ketika otak tidak menerima cukup aliran darah bernutrisi, otak akan menganggap situasi tersebut sebagai situasi yang mengancam jiwa. Beda dengan organ tubuh lain yang masih bisa menggunakan sumber energi lain supaya tetap berfungsi, otak hanya sangat bergantung pada glukosa agar bisa tetap bekerja.
Otak yang kekurangan energi kemudian akan lambat saat bekerja. Ini membuat Anda sulit konsentrasi, sering bengong, hingga membuat sejumlah keteledoran konyol. Atau, apakah Anda memperhatikan bahwa kata-kata yang Anda ucapkan jadi berantakan atau Anda jadi berbicara kacau? Ini adalah efek yang timbul akibat otak kekurangan makanan.
Karena kekurangan nutrisi, otak juga bekerja lebih lambat untuk mengontrol emosi. Pasalnya, sinyal lapar yang dikirim otak juga ikut memicu pelepasan hormon stres adrenalin kortisol, yang membuat Anda akan semakin sulit untuk mengontrol amarah dan emosi. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)