Jakarta – Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan terkait bocornya rekaman percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir belum lama ini.
Menurut peneliti ICW Firdaus Ilyas, dalam pembicaraan tersebut diduga ada konflik kepentingan yang berpotensi menyeret PLN dan Pertamina.
Seperti diketahui, dalam percakapan tersebut ada dua nama yang disebutkan yakni Ari yang diduga Ari Soemarno, kakak kandung Rini Soemarno, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
“Dalam percakapan telepon tersebut juga disebut nama Ari yang diduga merupakan Ari Soemarno yang tidak lain adalah kakak Rini Soemarno. Nama lain yang disebut dalam percakapan adalah JK,” kata Firdaus Ilyas, Selasa (1/5/2018).
Firdaus mengungkapkan, proyek regasifikasi dan terminal LNG yang dibicarakan dalam percakapan tersebut digagas oleh Kalla Group melalui anak usahanya, yaitu PT Bumi Sarana Migas (BSM) yang sejak 2013 sudah ditawarkan kepada PT Pertamina.
PT BSM berencana membangun terminal penerimaan dan regasifikasi gas alam cair berkapasitas 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau kurang lebih 4 juta ton.
Proyek bernilai Rp 10 triliun itu rencananya akan dibiayai oleh PT BSM, Pertamina, dan pinjaman dari Jepang.
“Nantinya PLN dan Pertamina akan berlaku sebagai pembeli (off-taker) dari proyek gas tersebut,” terang Firdaus.
Oleh sebab itu, ICW meminta agar Menteri BUMN, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Dirut PLN, serta Dirut Pertamina, segera memberikan klarifikasinya.
ICW juga meminta agar KPK mulai menyelidiki indikasi adanya kongkalikong dalam proyek tersebut.
“Hal ini bisa dimulai dari kerja sama dan proyek penyedian sarana dan prasarana migas, pembangunan pembangkit listrik, serta pembelian listrik dan bahan bakar dari swasta,” pungkasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)