Jakarta – Pengacara yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ruhut Sitompul mengungkapkan darimana gelar ‘profesor’ yang dimiliki Rocky Gerung, sosok kontroversial yang saat ini diperkarakan akibat pernyataannya yang menyebutkan kitab suci termasuk fiksi.
“Gelar Profesor dianugerahkan oleh Forum Akademisi melalui Sidang Senat Guru Besar di Universitas. Rocky Gerung yang bukan profesor tapi bangga menerima gelar profesor melalui sidang jalanan, ya beginilah akibatnya menjadi profesor fiksi yang linglung. MERDEKA,” tulis akun Twitter @ruhutsitompul.
Ruhut juga menambahkan, Rocky Gerung tidak diijinkan mengajar di Universitas Indonesia (UI) karena tidak memiliki kualifikasi sebagai dosen.
“Ha ha ha pantas do’i makin linglung, Beliau tidak diizinkan lagi mengajar di UI karena tidak memenuhi kualifikasi sebagai dosen.Ya makin jauh dong menerima gelar profesor yang asli,” kata Ruhut.
Ruhut juga menyebut Rocky Gerung mengidap penyakit stroke mulut sehingga apa yang dibicarakan tidak sejalan dengan pikirannya.
“Kita mengenal stroke ada stroke mulut jadi apa yang dibicarakan tidak sejalan dengan pikirannya. MERDEKA,” lanjut Ruhut.
Seperti diketahui sebelumnya, dalam sebuah acara di televisi swasta, Selasa (10/4/2018) lalu Rocky Gerung yang menjadi salah satu pembicara menerangkan soal fiksi.
“Saya mulai pelan-pelan buat nyari cara, asal usul dari masalah ini adalah fiksi atau fakta, dan itu sebetulnya permulaan yang buruk, karena saat kita sebut kata fiksi dikepala kiita adalah fiktif, fiction itu adalah kata benda selalu ada pengertian literatur di dalam kata fiksi, karena diucapakan di sebuah forum politik, maka dia dianggap sebagai buruk,” kata Rocky Gerung.
“Fiksi itu sangat bagus, dia adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, itu fungsi dari fiksi, dan kita hidup di dunia fiksi yang lebih banyak daripada di dunia realitas, fiksi lawannya realitas bukan fakta,” ujarnya.
“Fiksi lawannya realtias bukan fakta, jadi kalau anda bilang itu fiksi dan kata itu menjadi penyoratif, jadi anda tidak memperbolehakn anak anda membaca fiksi karena sudah dua bulan ini kata fiksi sudah menjadi kata yang buruk,” jelasnya.
Rocky Gerung lantas menyinggung soal Kitab Suci yang menurutnya termasuk fiksi karena belum selesai, belum semuanya terjadi.
“Kitab suci itu fiksi bukan? siapa yang berani jawab,”kalau saya berbicara bahwa fiksi itu adalah imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi, karena belum selesai,belum tiba, babat tanah jawi itu fiksi,” ujar Rocky.
“Kenapa anda takut kata fiksi itu diucapkan untuk kitab suci, karena kata fiksi itu dibebani sebagai kebohongan, seolah fiksi itu bohong. Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif,” tambahnya.
“Lantas bisakah fiksi itu disebut keyakinan, bisa di dalam agama fiksi itu adalah keyakinan, di dalam lietarur, fiksi adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi, kimianya sama, orang berdoa dan baca novel sama, di dalam tubuh sama, jenis hormon yang diproduksi sama, jadi itu pengantar kekacauan publik yang dibuat politisi itu,” terang Rocky Gerung.
(samsul arifin – www.harianindo.com)