Jakarta – Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko sudah mengetahui usulan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menambah jam ganjil-genap.
Sigit mengingatkan pengawasan sistem ini yang masih manual yaitu dengan pengawasan petugas di lapangan.
“Artinya masih menyandarkan kepada jumlah dan kemampuan petugas,” ujar Sigit di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018).
Jika waktu pelaksanaan ganjil-genap dipercepat satu jam, dishub harus menyiapkan petugasnya. Beban kerja mereka otomatis bertambah karena biasanya baru mengawasi sistem ganjil-genap pukul 07.00-09.00.
“Kalau operasi dari pukul 06.00, kan, harus ada waktu penyiapan,” katanya.
Dia mengatakan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan mengkaji usulan itu. Dengan demikian, kebijakan itu bisa dilaksanakan dengan efektif.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan mengkaji usulan penambahan jam ganjil genap di kawasan Sudirman-Thamrin. “Kami mendapat kabar dari internasional broadcast group yang datang untuk pra-liputan di Asian Games. (Mereka) mengeluhkan beberapa tempat yang mereka datangi. Jaraknya hanya 6 KM, tapi memakan waktu satu jam lebih,” ujar Sandiaga.
“Jadi ini mungkin antisipasi dari teman-teman di BPTJ untuk mempercepat satu jam untuk ganjil-genap,” sambungnya.
Baca juga: Wakil Dishub DKI : Tidak Ratna yang Melakukan Pembayaran Denda
“Kiai Ma’ruf sebagai pimpinan agama, sesuai ajaran Islam, jika ada yang meminta maaf harus dima’afkan. Dia sudah ada niat baik, meskipun kita tidak tahu persoalan isi hatinya. Jadi kewajiban kita mema’afkan. Jadi semangatnya ingin menyelesaikan dengan cara musyawarah supaya tidak timbul kegaduhan,” kata Zainut pada Jumat (6/4/2018).
Zainut mengatakan, MUI mempersilakan proses hukum jika itu yang dikehendaki oleh pihak pelapor. Namun demikian, MUI mengimbau agar masalah terkait puisi Sukmawati bisa diselesaikan dengan musyawarah. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)