Jakarta – Arsul Sani selaku Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan bahwa partainya tidak akan ngotot mengusung Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) menjadi cawapres untuk mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
“PPP itu dalam pemilu 6,57%. Masak dengan angka segitu kami ngotot, sedangkan PDIP yang sekian belas persen itu saja belum ngotot. Golkar juga demikian. Kami kan juga harus tahu diri. Berapa banyak sih sehingga harus ngotot,” ujar Arsul di Hotel Sari Pan Pacific, Jakar-ta, kemarin.
Meski begitu, Arsul mengharapkan bahwa Jokowi memilih pendamping dari kalangan santri. Pasalnya, Jokowi itu kerap diidentikan berasal dari kelompok nasionalis. Arsul melanjutkan, hingga kini masih belum ada pertemuan khusus antara petinggi-petinggi partai di koalisi pengusung Jokowi membahas sosok cawapres.
“Sedapat mungkin cawa-pres itu dari reprentasi kelompok agamais, santri religius, tetapi yang nasionalis. Tentu tidak menyampingkan aspek intelektual, pengalaman, dan lainnya,” imbuhnya.
“Kita belum ngumpul. Sejauh ini, Jokowi juga belum mengungkapkan kriteria cawapres yang diinginkan untuk mendampinginya. Jadi, tunggu saja,” ujarnya.
Di sisi lain, DPW PPP Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mendeklarasikan Ke-tua Umum DPP PPP Romahurmuziy sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Pendeklarasian calon presiden dan wakil presiden ini digelar dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) DPW, DPC, PAC, dan DPRD Fraksi PPP NTB dalam rangka pemenangan Pilkada 2018, pemilihan umum legislatif, dan Pemilihan Presiden 2019, di Mataram, kemarin.
“Setelah kami menyerap aspirasi dari para kader dan simpatisan, kami bersepakat menyodorkan nama Ketua Umum PPP Romahurmuziy sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Joko Widodo,” kata Ketua DPW PPP NTB Wartiah di hadapan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy serta pe-ngurus dan kader PPP.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)