Jakarta – Dalam acara pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Sentul, Sabtu (10/3/2018) lalu, Presiden Joko Widodo sempat mengajak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berdiri di sampingnya saat memukul gong.
Sinyal ini lantas oleh sejumlah pengamat dinilai sebagai tanda Jokowi akan mengajak AHY untuk mendampinginya dalam Pilpres 2019 mendatang.
Terkait hal ini, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengakui nama AHY juga masuk ke dalam daftar pertimbangan PDIP untuk menjadi cawapres mendampingi Jokowi.
“Saya menduga nama AHY masuk daftar pendek,” kata Hendrawan kepada wartawan, Senin (12/3/2018).
Namun demikian, Hendrawan enggan memastikan apakah nama AHY akan menjadi prioritas dalam memilih sosok cawapres pada Pilpres 2019 nantinya.
Menurut Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, kemungkinan PDIP tidak akan memilih cawapres dari luar partai, apalagi dari Demokrat, karena PDIP akan mengalami kesulitan pada Pemilu 2024 mendatang.
“Jika PDIP mengambil Cawapres dari luar partai, apalagi dari Demokrat, PDIP akan kesulitan di 2024,” kata Rico, Selasa (13/3/2018).
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, hubungan yang masih ‘dingin’ antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ganjalan utama untuk AHY bila ingin dipasangkan dengan Jokowi.
“SBY dan Megawati sampai sekarang masih perang dingin. Jangan lupa, penentu pendamping presiden Jokowi veto player bukan sama Jokowi namun ditentukan Megawati. Veto player itu aktor determinan yang menentukan kebijakan strategis,” kata Pangi.
“PDIP tentu enggak akan membiarkan AHY jadi cawapres Jokowi,” tambah Pangi.
(samsul arifin – www.harianindo.com)