Jakarta – KH Ahmad Ishomuddin selaku Rais Syuriyah PBNU kali ini ikut berkomentar soal polemik mahasiswi bercadar di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dirinya menilai bahwa seluruh mahasiswa tak terkecuali harus mematuhi aturan kampus.
Kepada NU Online, dirinya mengungkapkan jika “Saya kira Al-Qur’an sudah jelas menegaskan, athiullaha wa athiur rasul wa ulil amri minkum. Taati Allah, taati Rasul-Nya dan taati ulil ‘amri. Ulil ‘amri kalau dalam kampus ya Rektor, Dekan dan seterusnya,”
“Tetapi yang jelas cadar bukan tradisi bangsa Indonesia,” tegas Dosen UIN Raden Intan Lampung ini.
Dirinya juga mengungkapkan jika sebuah kampus dan para pimpinannya menetapkan bahwa cadar terlarang, maka seluruh mahasiswi yang bercadar harus mematuhi.
“Sebab aurat di dalam shalat pun adalah selain wajah dan telapak tangan,” ungkap Kiai Ishom.
Kiai Ishomuddin mengakui, tidak semua yang bercadar adalah radikal. Namun, menurutnya, kelompok ini memunculkan sekat dan cenderung bersikap eksklusif (tertutup) dengan mahasiswa-mahasiswa lain.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)