Jakarta – Menggunakan obat benzodiazepin atau istilah lain untuk obat penenang tampaknya sudah biasa bagi masyarakat Indonesia. Kegunaannya beragam, namun jika berlebihan maka akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi tubuh.
Benzo alias benzodiazepine memiliki jenis yang beragam, salah satunya dumolid yang berfungsi sebagai obat tidur. Jenis lainnya adalah Alprazolam dan Clobazam sebagai pengobat kecemasan.
Menurut Dr Andri SpKJ saat ditemui pada Kamis (3/8/2017),menjelaskan, penggunaan Benzo sebenarnya cukup bermanfaat. Misalnya, Diazepam, salah satu jenis Benzo, berguna untuk mengobati kejang pada anak. Namun, benzo tidak dapat dikonsumsi sembarangan.
Andri juga menghimbau, konsumsi Benzo dalam jangka panjang akan berakibat ketergantungan. Berdasarkan pengalamannya saat praktik di lapangan, tak sedikit Andri mendapati pasien yang telah lama menggunakan dumolid untuk insomnia.
Tak cuma ketergantungan, tambahnya, penggunaan benzo secara berlebih juga akan mengganggu daya pikir. Bila telah dikonsumsi dalam jangka panjang, lalu penggunaannya diputus secara tiba-tiba, efeknya pun bisa parah.
Saat inipun, dokter pada umumnya tidak berani memberikan benzo lebih dari empat minggu kepada pasien. Bahkan dirinya sendiri mengaku bahwa ia tidak pernah menggunakan Benzo lagi untuk pengobatan.
Penyalahgunaan obat penenang sebenarnya bukanlah baru kali ini saja terjadi. Bahkan sejak era 70-80an, terkenal obat bernama mugadon. Obat penenang tersebut juga dikenal sebagai obat beler yang berfungsi membuat orang tertidur. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, makan akan mengakibatkan ketergantungan layaknya narkoba. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)