Jakarta – Terkait maraknya penyerangan ulama oleh orang gila menurut Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto, diduga telah diatur sedemikian rupa. Penyerangan dengan modus orang gila ini juga bukan yang pertama kalinya terjadi di Indonesia.
“Dugaan saya demikian, ada yang mengatur. Siapa yang berbuat apa, sedang dicari mister X-nya,” kata Wawan kepada wartawan, Rabu (21/2/2018).
Sebelumnya, modus orang gila ini juga pernah terjadi pada 2004 dan 2009, ketika mendekati Pemilu.
“Penggunaan teknik orang gila pernah terjadi sebelumnya. Ada recycle history,” ujarnya.
Saat terjadi penyerangan terhadap ulama beberapa tahun silam yang dilakukan ‘ninja’, ketika tertangkap pelaku juga lantas berpura-pura gila.
“Setelah tertangkap, (pelaku) juga pura-pura gila,” tambahnya.
Penggunaan modus orang gila ini dipakai menurut pendapat Wawan karena orang dengan gangguan jiwa tidak bisa diperkarakan secara hukum.
Namun demikian, dokter spesialis kesehatan jiwa perlu memeriksanya secara klinis apakah orang tersebut memang benar-benar gila.
“Untuk orang seperti ini, bisa jadi orang konsumsi bahan tertentu dengan dopamin agar emosi tak terkontrol. Jadi lebih berani,” imbuhnya.
Karena itu, BIN menghimbau agar masyarakat tidak perlu resah dengan serangkaian peristiwa penyerangan ini, namun diharapkan tetap waspada dengan bersama menjaga lingkungannya masing-masing.
(samsul arifin – www.harianindo.com)