Jakarta – Yaqut Cholil Qoumas selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor akhirnya angkat suara dengan mengatakan bahwa dirinya mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap jemaat Gereja St. Lidwina di Bedog, Sleman, Yogyakarta.
Saat ditemui di sela acara Diklat Terpadu Dasar Pimpinan Cabang GP Ansor Korsel, dirinya memberikan keterangan bahwa “Kami minta aparat kepolisian usut tuntas kasus ini dan apa motif di belakangnya. Jangan asal dibilang pelakunya diduga gila. Masak semua kejadian teror pelakunya gila semua. Aneh,”
Pria yang kerap disapa Gus Yaqut ini mengungkapkan bahwa dirinya tidak yakin jika pelaku benar-benar gila. Salah satu kecurigaan ialah kasus teror ini terjadi tidak berselang lama setelah menimpa sejumlah tokoh agama.
“Kalau menurut saya, pelaku memang gila, tapi bukan secara psikologis atau fisik, tapi tergila-gila agama. Pelaku gila karena pemahaman agama yang salah,” lanjutnya.
Seperti yang telah diberitakan dibeberapa media, GP Ansor menerima informasi bahwa pelaku teror di Gereja St. Lidwina bernama Suliyono disinyalir terindikasi mulai terpapar radikalisme agama pasca-Pilkada DKI Jakarta. Pelaku diketahui juga sebagai mahasiswa dan menjadi santri di sebuah Pondok Pesantren di Secang, Magelang, Jawa Tengah.
Dan Gus Yaqut mengingatkan bahwa “Saya ingatkan kepada semua pihak di luar sana, jangan macam-macam terhadap Indonesia, jangan ganggu Indonesia. Kita akan lawan setiap upaya yang mengancam Indonesia,”
Dan disamping itu, dirinya juga menyatakan bahwa GP Ansor saat ini juga tengah mencari apa motif sebenarnya yang terjadi. Ia mengatakan, hal tersebut adalah masalah serius yang harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian. Jangan sampai, kata dia, kasus-kasus tersebut menciptakan ketidakstabilan. Gus Yaqut mengatakan, ia juga menginstruksikan anggota Banser untuk turun mengamankan gereja di Sleman maupun di Yogyakarta.
“Saya instruksikan Banser berkoordinasi dengan aparat kepolisian ikut membantu mengamankan tempat-tempat ibadah, termasuk gereja yang di Sleman dan Yogyakarta,” tambahnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)