Los Angeles – Secara mengejutkan, mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton tiba-tiba saja muncul dalam malam penghargaan Grammy Awards. Bersama dengan sejumlah musisi papan atas, dirinya muncul dalam sebuah sketsa komedi untuk menyindir Presiden Donald Trump.
Mantan saingan Donald Trump dalam perebutan kursi Presiden AS tersebut muncul di layar besar panggung penghargaan bagi industri musik internasional, bersama dengan Cher, Snoop Dogg, Cardi B, John Legend dan DJ Khaled. Mereka membaca kutipan dari buku yang sangat penting tentang tahun pertama Presiden Donald Trump di kantor, seolah-olah sebagai pesaing untuk Grammy.
Di sela-sela acara yang berlangsung pada Ahad malam, 28 Januari 2018 tersebut, mereka tampil dengan menyuguhkan aksi komedi, sembari menyelipkan beberapa petikan dari buku kontroversial Fire an Fury: Inside the Trump White House, karya Michael Wolff.
Adegan tersebut dimulai dengan pembawa acara Grammy, James Corden, yang mengadakan audisi untuk membaca buku tersebut dengan mengutarakan kalimat-kalimat terkenal dalam buku itu. Lantas, Hillary Clinton muncul dengan wajah yang ditutupi oleh buku yang berisi tentang aktivitas Trump selama setahun di Gedung Putih tersebut dalam sebuah video yang telah direkam sebelumnya.
Kemudian, Hillary Clinton menujukan wajahnya sembari membaca petikan terkenal tentang cinta Trump untuk makanan cepat saji.
“Dia memiliki ketakutan yang lama untuk diracuni, satu alasan mengapa dia suka makan di McDonalds Tidak ada yang tahu dia akan datang dan makanannya telah selesai dengan aman.”
Tak lama setelah itu, Keluarga presiden maupun anggota pemerintahannya segera mengkritik segmen tersebut. Putranya Donald Trump Jr mentweet: “Membaca sebuah #fakenews di Grammy sepertinya hadiah penghiburan besar karena kehilangan kursi kepresidenan.”
Dalam tweet lanjutan, dia menambahkan: “Semakin banyak Hillary tampil di televisi, semakin banyak orang Amerika menyadari betapa hebatnya memiliki @realDonaldTrump di Gedung Putih.”
Bahkan, sketsa tersebut juga mengundang komentar Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Sekutu Trump tersebut mengungkapkan kemarahannya melalui sebuah tweet pada Ahad malam tak lama setelah disiarkan.
“Saya selalu menyukai Grammy tapi meminta agar artis dan politisi membacakan buku Fire and Fury, itu membunuhnya,” kata Haley. “Jangan merusak musik besar dengan sampah. Beberapa dari kita menyukai musik tanpa politik dilemparkan ke dalamnya.”
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)