Jakarta – Berhenti mengonsumsi alkohol secara bertahap dan perlahan selama ini diyakini sebagai cara yang paling ampuh untuk menghentikan kebiasaan minum alkohol.
Apakah cara tersebut efektif? Ternyata jawabannya tidak. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, berhenti sekaligus justru lebih manjur.
Pada 2015 tercatat sebanyak 15,7 juta warga Amerika berusia 12 tahun ke atas menderita gangguan alkohol. Mereka yang memiliki gangguan tersebut bisanya sulit mengendalikan diri untuk terus minum meskipun tahu tak baik bagi kesehatan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan pada April, dalam jurnal Alcoholism: Clinical & Experimental Research tersebut meneliti 201 pasien yang mengikuti program pengobatan alkohol. Mereka fokus untuk tidak minum.
Di akhir periode penelitian, selama 2,5 tahun, 90 persen dari pasien yang melakukan program tersebut berhasil berhenti minum alkohol sama sekali. Sementara, mereka yang ikut dalam program kontrol hanya 50 persen yang berhasil bebas dari asupan alkohol.
“Dengan kata lain, mereka yang pantang total lebih berhasil dibandingkan mereka yang mengontrol minum alkohol,” ujar Kristina Berglund, profesor psikologi di University of Gothenburg, Swedia, pada Minggu (28/1/2018).
Ia pun menjelaskan, ketika seseorang memutuskan untuk pantang minum, maka ia tak perlu pusing memikirkan berapa banyak takaran yang harus diminum, begitu juga dengan jenis alkohol yang diminum.
Menurut Berglund, mereka yang pantang akan lebih berhasil berhenti (minum alkohol), meskipun awalnya tak yakin cara tersebut bakal berhasil. Fakta lain menunjukkan, jumlah pasien yang kambuh lebih sedikit pada program pantang minum. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)