Makassar – Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Kajian Perdamaian: Perspektif Agama, Ekonomi, dan Politik”. Dalam pidatonya, pria yang akrab disapa JK ini juga menyinggung tentang upaya untuk meraih kekuasaan dengan isu agama.
Menurutnya, praktek penyalahgunaan agama sering kali terkait dengan kepentingan politik ataupun ekonomi. JK mengatakan bahwa pelaku kekerasan atas nama agama bukanlah orang atau kelompok yang dikenal sebagai pengamal agama yang taat dan bahkan banyak di antara mereka tidak memahami agama dengan benar.
“ Agama, atau ajaran tertentu dari agama, telah disalahartikan dan disalahgunakan (used and abused). Penyalahgunaan agama itu sering terkait dengan kepentingan politik, ekonomi, dan kontestasi lain di antara kelompok masyarakat atau komunitas berbeda,” kata JK saat mendapat Doktor Honoris Causa dalam bidang sosiologi agama dari Universitas Islam Alauddin Makassar, Kamis (25/01/2017).
Baca juga : Petinggi DMI Minta Tak Gunakan Masjid Untuk Kegiatan Politik
“Jika proses politik yang ada menghasilkan ‘pemenang yang mengambil semua kekuasaan’ (winners take all), bisa dipastikan konflik dan kekerasan dapat muncul sewaktu-waktu, yang sering disebabkan pemicu (trigger) yang sering remeh temeh,” sambungnya.
Oleh karena itu JK juga berpesan kepada seluruh pemenang dalam kontestasi politik harus menganut sikap inklusi politik, dengan menyertakan pihak yang kalah dalam kekuasaan.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa dalam proses politik untuk memenangkan pemilu dan kekuasaan setiap elit dan partai politik seyogianya tidak menggunakan isu atau tema yang berpotensi memecah belah rakyat, seperti isu SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan).
(Muspri-www.harianindo.com)