Harian IndoJakarta – Wali Kota Mojokerto Mas`ud Yunus mengaku dicecar 25 pertanyaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemeriksaannya terkait tindak pidana korupsi suap pengalihan anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mojokerto Tahun 2017.
“Ada 25 pertanyaan. Sudah saya jawab semua apa yang saya tahu, apa yang saya dengar, apa yang saya alami,” kata Mas`ud seusai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Selasa (23/1/2018).
KPK memeriksa Mas`ud sebagai saksi untuk tersangka Wiwiet Febryanto yang merupakan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mojokerto.
Lebih lanjut, ia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut seputar materi pemeriksaannya kali ini. “Saya sebagai tersangka pemeriksaan lanjutan lah, tanyakan kepada pemeriksa saja,” ucap Mas`ud.
KPK sendiri sampai saat ini belum menahan Mas`ud meskipun telah ditetapkan sebagai tersangka pada 23 November 2017 lalu. Namun, ia mengaku siap mengikuti proses hukum yang sedang berjalan terhadap dirinya saat ini di KPK.
“Ya kita ikuti proses hukum saja, sebagai warga negara taat hukum saya akan taati,” ucap Mas`ud.
Baca juga: Dikabarkan Berpasangan dengan Hendropriyono, Luhut : Itu Tidak Benar
Mas`ud diduga sebagai pihak pemberi dalam kasus tersebut. Mas`ud diduga bersama-sama dengan Wiwiet Febryanto diduga memberikan hadiah atau janji kepada pimpinan DPRD Kota Mojokerto.
Sementara itu, Mas`ud Yunus sebagai pihak yang diduga memberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
