Jakarta – Wiranto akhirnya angkat suara perihal Partai Hanura yang sedang mengalami dualisme kepemimpinan. Seperti yang telah diketahui bahwa Hanura kini dalam keadaan kritis lantaran terdapat dualisme antara Oesman Sapta Odang (OSO) dan Sarifuddin Sudding.
Masing-masing kubu mengklaim sebagai yang paling berhak. Terakhir, kubu Sudding langsung memecat OSO dilanjutkan dengan menggelar Munaslub, di kawasan Bambu Apus Jakarta dengan dikuti 27 dari 34 DPD, serta 407 dari 512 DPC se-Indonesia kemarin. Alhasil, peserta munaslub menyepakati Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai nahkoda baru partai yang didirikan Wiranto pada 2006 itu.
Wiranto memberikan penilaiannya melalui akun facebooknya, dimana dirinya mengatakan bahwa :
Pada posisi sebagai Menko Polhukam saya harus tetap konsisten untuk membantu Presiden, membaktikan diri saya menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
Tugas yang membutuhkan perhatian dan kemampuan saya sepenuhnya.
Untuk itu saya legawa dan akan mendukung sepenuhnya Partai Hanura dipimpin orang-orang yg berkualitas, bermoral dan memiliki kemampuan manajerial yg handal, melalui proses konstitusi Partai Hanura.
Sebagai Ketua Dewan Pembina yang mendirikan partai ini, saya sangat sadar bahwa eksistensi partai, besar kecilnya partai akan sangat tergantung pada kekuatan riil pemilik partai ini.
Yakni seluruh anggota dan simpatisannya di seluruh Indonesia bahkan mancanegara yang diwakili DPD (pengurus propinsi) dan DPC (pengurus kabupaten/kota).
Siapapun dan dengan cara apapun tidak bisa mencegah hak politik pemilik partai ini.
Oleh sebab itu apabila hak politik yang saudara perjuangkan adalah merupakan kebenaran, maka semoga proses hukum dan terutama Tuhan Yang Maha Kuasa akan merestui perjuangan Partai Hanura ini.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)