Jakarta – Dalam reshuffle kabinet jilid III yang dilakukan Presiden Joko Widodo kemarin, penunjukan Moeldoko selaku Kepala Staf Presiden dinilai sangat mendadak.
Arief Sutanto selaku Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta membeberkan penilaiannya bahwa sebelum pelantikan tidak ada kabar beredar yang menerangkan presiden akan melakukan resuffle kabinet kerja jilid III.
Saat dikontak awakmedia, dirinya mengatakan bahwa “Penggantian Kepala Staf Kepresidenan dari Teten Masduki ke Moeldoko memang terkesan tiba-tiba,”
Namun, Arief melihat langkah senyap yang diambil presiden dalam merombak kabinet kerja merupakan upaya pencegahan terjadinya polemik sebelum perombakan dilaksanakan.
“Tampaknya ini gaya Presiden Jokowi untuk menghindari polemik sebelum perombakan,” ujar Arief.
Di sisi lain, ternyata Arief menolak anggapan bahwa rotasi ini merupakan bentuk ketidakpuasan Jokowi terhadap kinerja Teten selama menjabat KSP.
“Problemnya bukanlah tentang kepercayaan. Saya cenderung melihat bahwa presiden membutuhkan figur yang lebih bisa memberi kenyamanan kepada presiden berhadapan dengan gejolak politik yang berdampak terhadap isu-isu ketertiban dan keamanan,” pungkas Arief.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)