Jakarta – Sandiaga Uno kali ini beberkan perencanaan proyek jalan tol bawah tanah. Proyek ini merupakan kerja sama PT Antaredja Mulia Jaya dengan PT Jakarta Tollroad Development (JTD).
Saat berada di Balai Kota, dirinya mengungkapkan bahwa “Proyek tunnel terpadu yang akan menanam US$ 3 miliar atau Rp 39 triliun di wilayah Jakarta yang akan menyambungkan 2 fase daripada 2 section dari enam ruas tol dalam kota. Ini sudah kami laporkan tadi, ada progress yaitu sudah tercapai kesepakatan awal dengan PT Jakarta tol Development yang punya konsesi 6 ruas jalan tol,”
“Jadi, 2 ruas dibangun di bawah tanah dengan kedalaman 7-15 meter, dan itu akan digunakan untuk transportasi kendaraan sebagai jalan tol, untuk air, pembangkit energi, dan utilitas kabel listrik,” terang Sandiaga.
Dirinya menilai bahwa ada hal yang menarik dari proyek jalan tol bawah tanah ini yakni tidak menggunakan APBD DKI. Sandi berharap proyek tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong laju investasi di DKI Jakarta.
“Ini menarik karena US$ 3 miliar yang dikucurkan proyek ini tanpa APBD, feasibility study dilakukan oleh swasta. Dengan kerja sama ini kita harapkan bisa mengurai kemacetan, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan investasi, atasi masalah banjir, menambah energi di wilayah Jakarta,” papar pria yang akrab disapai Sandi itu.
Sedangkan saat dikonfirmasi secara terpisah, Wibisono yang tak lain ialah Komisaris Utama PT Antaredja Mulia Jaya mengatakan bahwa Pemprov DKI diuntungkan dengan adanya proyek tersebut. Untuk pendanaannya didapat dari jasa penyedia keuangan asal Amerika Serikat.
“Pemprov diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan anggaran pembangunan atau pemeliharaan selama 45 tahun. Setelah itu jadi milik Pemprov DKI. Kami telah mendapatkan pendanaan dari Ryan Project funding Amerika Serikat sesuai yang dibutuhkan yakni sekitar 3 billion dollar atau sekitar Rp 40 triliun,” ungkap Wibisono.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)