Jakarta – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan partainya menolak rencana impor 500.000 beras yang bakal dilakukan oleh Kementerian Perdagangan. Menurutnya, produksi padi petani cukup melimpah, namun kemampuan serapan Bulog untuk mengisi stok pemerintah yang rendah.
“Dari Fraksi PDIP menolak impor beras. Kita cukup kaget,” ungkapnya dalam diskusi, di Menteng, Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Anggota Komisi VI DPR RI ini pun mempertanyakan soal keharusan impor. Sebab, data Kementan dan Bulog yang diterimanya menunjukkan tidak ada kondisi mengharuskan impor beras. “Tanggal 23 November 2017, mentan bilang stok sampai Mei 2018. 7 Desember 2017, Bulog mengatakan stok 1,1 juta akan sampai April 2018,” kata dia.
“Jadi persoalan (impor beras) jangan ditarik pada siapa yang boleh impor, PPI atau Bulog. Harusnya betulkah kita tidak ada stok beras,” sambung dia.
Baca juga: Fredrich Yunadi : Saya Sudah Laporkan Basaria dan Febri ke Bareskrim
Dia mengatakan, berdasarkan data satelit, terlihat bahwa pada Januari 2018, akan ada panen di 854.369 ha lahan dengan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 4,2 juta ton. Pada Februari 2018 akan ada panen di 1.638.391 ha lahan dengan produksi GKG 8,55 juta ton. Pada Maret 2018 panen di 2.252.962 ha lahan dengan produksi GKG 11,8 juta ton.
Panen masih akan berlanjut di April 2018 dengan luas lahan, 1.664.187 ha dan produksi GKG 8,38 juta ton. “Kalau tidak akurat, satelitnya ganti yang baru, buat akurat,” tegas dia.
Dia pun mengatakan jika terjadi kekurangan stok beras maka hal itu disebabkan turunnya kemampuan Bulog untuk menyerap beras dari masyarakat. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)