Jakarta – Kali ini surat kabar The New York Times secara mengejutkan membeberkan bagaimana Kota Jakarta berada dalam kondisi urgent tenggelam.
Kamis kemarin, surat kabar terkemuka tersebut menjelaskan bahwa sejak awal bulan ini, badai yang tidak normal secara singkat mengubah jalanan kota yang berpenduduk lebih dari 30 juta orang ini menjadi sungai.
Irvan Pulungan selaku pengamat cuaca dan penasihat gubernur mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap temperatur bisa naik beberapa derajat Celcius, dan level laut meningkat sekitar 91,4 cm di abad selanjutnya.
Jakarta tenggelam lebih cepat dibandingkan kota besar lainnya di dunia, sangat cepat, bahkan perubahan iklim yang menyebabkan laut naik, sehingga sungai terkadang mengalir ke hulu, hujan menyapu permukiman, dan bangunan perlahan lenyap seperti ditelan bumi.
Penyebab utamanya, penduduk Jakarta menggali sumur-sumur ilegal sehingga tetes demi tetes mengaliri lapisan bawah tanah, tempat di mana kota itu berdiri, seperti layaknya menggemboskan bantalan di bawahnya.
Sekitar 40 persen wilayah di Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut. Daerah pesisir seperti Muara Baru, juga telah tenggelam sekitar 4,26 meter dalam beberapa tahun terakhir.
“Hidup di sini, kami tidak memiliki tempat lain untuk dikunjungi,” kata Yudi dan Titi, penduduk Jakarta yang setiap Minggu pergi ke pusat kota dari Jakarta Barat untuk menghabiskan beberapa menit berjalan kaki.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)