Jakarta – Beberapa orang sopir Kopaja 502 denga Rute Tanah Abang-Kampung Melayu melakukan sejumlah aksi protes kepada Gubernur DKI Jakarta terkait kebijakan penataan wilayah Tanah Abang yang baru. Tak hanya para supir, para Pedagang Kaki Lima (PKL) juga ikut menyuarakan aksi protes mereka.
Para supir dan PKL ini mengecam Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang memberlakukan kebijakan rekayasa lalu lintas untuk wilayah sekitar Tanah Abang, khususnya penutupan Jalan Jatibaru Raya selama 10 jam setiap hari. Pasalnya mereka menilai kebijakan tersebut menutup jalan nafkah mereka.
Namun sayangnya ancaman dan keluhan para supir dan PKL ini tidak mendapat tanggapan dari Anies Baswedan. Ketika ditanya oleh media, Anies hanya menjelaskan tentang kepentingan pejalan kaki dan pengguna kendaraan pribadi serta ojek.
Baca juga : Protes Warga Terkait Penutupan Jalan Tanah Abang
Anies mengatakan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dari penutupan Jalan Jatibaru Raya setiap hari selama 10 jam sejak pukul 08.00 WIB. Ia mengklaim penutupan jalan yang merupakan bagian dari program penataan Tanah Abang tidak akan mengganggu pengendara yang akan berangkat dan pulang kerja karena jalur ditutup pukul 08.00-18.00.
“Semua diakomodir,” kata Anies singkat di Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).
Anies telah melakukan penataan terhadap wilayah Tanah Abang sejak hari Jumat (22/12/2017) pagi. Salah satu langkah yang dilakukannya adalah penutupan Jalan Jatibaru Raya di depan Stasiun Tanah Abang pada pukul 08.00-18.00 WIB, untuk mewadahi PKL.
Kendaraan pribadi dan angkutan umum di waktu tersebut akan dilarang melintas. Penutupan berlaku untuk kedua jalur, baik yang ke arah Jatibaru maupun Jalan Kebon Jati, dari kantor pajak pratama hingga simpang Blok G.
(Muspri-www.harianindo.com)