Nazaret – Pemerintah kota Nazaret memutuskan untuk tidak merayakan Natal pada tahun ini menyusul kisruh yang disebabkan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Pengakuan presiden Trump telah berdampak pada meningkatnya ketegangan hampir di seluruh wilayah Palestina dan Israel, termasuk di Nazaret. Dewan kota mengumumkan perintah Wali kota Ali Salam pada Kamis, 14 Desember 2017 untuk membatalkan semua kegiatan artistik yang direncanakan, termasuk sebuah festival dan pasar Natal yang besar.
“Identitas dan kepercayaan kita tidak bisa ditawar. Keputusan Trump telah menghilangkan kegembiraan liburan dan kami akan membatalkan perayaan tahun ini,’ sebagaimana diberitakan Fox Nes pada Sabtu (16/12/2017).
Dalam pidato pada Rabu lalu dari Gedung Putih, Presiden Trump menggambarkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel hanya berdasarkan kenyataan.
Baca juga: Inilah Langkah Erdogan untuk Batalkan Keputusan AS Terkait Status Yerusalem
Langkah tersebut dipuji oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan oleh para pemimpin di sebagian besar spektrum politik Israel, dan dikecam oleh sebagian besar masyarakat internasional. Presiden Trump menekankan bahwa dia tidak menentukan batas-batas kedaulatan Israel di kota tersebut, dan meminta agar tidak terjadi perubahan status quo di tempat-tempat suci di kota tersebut.
Perayaan natal Nazaret merupakan daya tarik wisata yang sangat besar dan menjadi objek wisata . Nazaret diyakini sebagai rumah masa kecil Yesus Kristus, meskipun dilahirkan di Betlehem, namun, Nazaret adalah poin penting dalam ziarah Natal Kristen. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)