Harian IndoPalestina – Beberapa hari yang lalu sebuah laporan resmi mengabarkan rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Langkah tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap kubu pro-Israel di Negeri Paman Sam.
Presiden AS, Donald Trump
Padahal semasa kampanye, Trump telah berjanji untuk meneruskan upaya perdamaian Palestina-Israel. Presiden AS ke-45 tersebut juga telah menunjuk Jared Kushner yang merupakan penasihat senior kepresidenan sekaligus menantu Trump, untuk ikut membuka upaya tersebut.
Menanggapi kabar tersebut, Palestina menilai rencana AS mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel adalah sebuah tindakan yang gegabah. Dilansir dari The New Arab, Minggu (03/12/2017), Palestina mengecam keras wacana tersebut.
Otoritas Palestina menilai perubahan apa pun pada status Internasional Yerusalem akan berimbas buruk bukan hanya untuk proses perdamaoan Palestina-Israel, melainkan juga Dunia Islam. Pasalnya kota tersebut juga dipandang suci bagi Umat Islam selain Makkah dan Madinah.
Baca juga : Iran Ancam Serang Eropa Dengan Rudal Balistik
“Rencana itu akan menghancurkan sama sekali proses perdamaian yang selama ini diupayakan. Dunia akan merasakan dampak buruknya,” kata Mahmoud Habash, seorang penasihat presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sabtu (02/12/2017).
Sejak memantapkan penjajahan atas Palestina, Israel terus bersikeras memaklumkan Yerusalem sebagai ibukotanya. Propaganda Israel ini mendapatkan kecaman luas dari Dunia Internasional.
Adapun pemerintahan Palestina di Ramallah menetapkan Yerusalem Timur sebagai bakal ibukotanya bilamana sebuah perundingan damai dapat tercapai antara negara ini dan Israel.
(Muspri-www.harianindo.com)
