Jakarta – Media sosial belakangan ini rentan digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian, berita hoax, dan konten berbau pornografi. Seperti yang ditemukan pada YouTube for Kids ini misalnya.
Video berisi kekerasan dan konten tidak senonoh justru ditemukan pada YouTube Kids yang seharusnya menjadi tontonan anak-anak.
Seorang penulis asal Amerika Serikat yang bernama James Bridle yang pertama kali menemukan beberapa video di YouTube Kids yang cukup kasar, kejam, dan cabul, dan lantas diangkatnya melalui blog pribadinya.
“Video-video Peppa Pig yang sadis, yang mempromosikan kekerasan serta ketakutan ekstrem, di mana Peppa memangsa ayahnya sendiri…rupanya menyebar sangat luas,” tulis James Bridle, merujuk pada salah satu karakter kartun populer di dunia, Peppa Pig.
“Arsitektur yang dibangun YouTube dan Google untuk meraup untung besar dari video online dibajak oleh orang-orang yang berniat melecehkan anak-anak,” lanjutnya.
Tidak hanya itu saja. Video berkonten cabul juga diunggah oleh channel Toy Family yang bercerita tentang kehidupan para superhero sehari-harinya. Sejumlah karakter dimunculkan pada channel ini, seperti Spider Man, Hulk, Batman, Elsa dari film “Frozen”, dan lain-lain yang banyak menampilkan gambar dan adegan vulgar.
Adegan vulgar yang telah diunggah oleh channel Toy Family misalnya, Spiderman dan Hulk yang menyamar sebagai orang buta hanya untuk bisa meraba-raba dua perempuan berpakaian minim yang mereka temui di jalan.
Atau video karakter Spiderman berciuman dengan Elsa, yang hanya mengenakan pakaian dalam, yang diunggah oleh channel CheekSpear Animations.
Video-video tersebut bahkan telah ditonton sebanyak jutaan kali oleh pengguna YouTube yang mungkin setengahnya adalah anak-anak.
Terkait hal ini, YouTube sendiri sudah berjanji akan menghapus video-video itu. YouTube juga mengumumkan akan menjalankan kebijakan baru dalam beberapa pekan ke depan untuk mengatasi video-video cabul serta kejam di layanan YouTube Kids dan channel-channel untuk anak.
“Sebelumnya pada tahun ini kami memperbarui kebijakan agar konten-konten hiburan keluarga yang tidak pantas tak bisa menghasilkan uang,” kata Juniper Downs, Direktur Kebijakan YouTube.
(samsul arifin – www.harianindo.com)