Jakarta – Penulis buku ‘Jakarta Undercover’, Moammar Emka, berbicara blak-blakan soal banyaknya wanita asing yang bekerja di hotel dan tempat hiburan malam di Jakarta.
Menurut Emka, wanita-wanita asing yang kebanyakan berasal dari Asia dan Eropa Timur ini tidak hanya bekerja di Hotel Alexis yang kini tidak beroperasi lagi, namun juga tersebar di seluruh tempat hiburan di wilayah Jakarta.
Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai penari, pemandu lagu karaoke, lady’s escort, dan lain-lain.
“(tarif layanan wanita-wanita penghibur) memang paling tinggi masih dari Eropa Timur, walau pun bedanya tidak terlalu jauh; kira-kira tiga puluh persen (dari wanita-wanita asal Asia Tenggara),” kata Emka saat diwawancara oleh salah satu stasiun televisi, Jumat (3/11/2017) pagi.
Terkait legalitas para pekerja tersebut, Emka mengaku tidak mengetahuinya. Namun umumnya mereka datang ke Indonesia dengan sistem kontrak rata-rata tiga bulan melalui kerja sama antar agen.
“Misalnya, agen tempat hiburan di Thailand kerja sama dengan agen tempat hiburan di Jakarta. Jadi semacam B to B (kerja sama bisnis antarperusahaan),” jelas Emka.
Di acara yang sama, pihak Kementerian Ketenagakerjaan mengaku hanya menerbitkan surat izin kepada 16 warga negara asing, 15 warga Vietnam dan satu warga Uzbekistan, yang bekerja di Hotel Alexis selama tahun 2017, dan izin mereka telah berakhir pada Oktober 2017.
“Saya tidak tahu kalau ada yang selain itu, karena Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta bisa juga menerbitkan izin,” ungkap Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing Kementerian Ketenagakerjaan, Wisnu Pramono.
(samsul arifin – www.harianindo.com)