Jakarta – Guna memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara di bulan Oktober 2017 ini, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) mengajak kaum perempuan di Indonesia untuk membiasakan melakukan diri deteksi dini agar terwujud Indonesia Bebas Kanker Payudara di Stadium Lanjut.
Menurut Ketua YKPI Linda Agum Gumelar, kanker payudara memang tidak bisa dihilangkan begitu saja namun paling tidak angka pasien kanker payudara dengan stadium lanjut tidak ditemukan lagi.
Untuk mewujudkannya, YKPI telah melakukan kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara. Untuk tahun 2017 ini, YKPI memfokuskan diri di Indonesia bagian timur.
Kendala lain menurut Linda yang membuat masih tingginya angka kematian penderita kanker payudara yakni masih berbelitnya sistem rujukan dari BPJS sehingga pengobatan pasien menjadi terlambat.
“Era otonomi daerah seharusnya dapat mendorong pimpinan daerah lebih banyak menyediakan fasilitas deteksi dini dan juga menyekolahkan dokter umum atau sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa,” ujar Linda dalam acara Konferensi Pers ‘Bebaskan Indonesia dari Kanker Payudara Stadium Lanjut 2030’ di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Sedangkan menurut Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (P2PTM), dr. Lily. S. Sulistyowati MM, penanganan kanker payudara telah menguras anggaran hingga Rp 2,9 triliun, sehingga perlu dilakukannya langkah preventif dengan melakukan deteksi dini.
“Karena itu kami akan terus menggalakkan upaya preventif dengan memperluas deteksi dini,” jelas Lily.
(samsul arifin – www.harianindo.com)