Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa impor ratusan pucuk senjata yang dilakukan Polri sudah sesuai prosedur.
“Sudah sesuai prosedur, tinggal nanti di lapangan bagaimana serah terimanya segala macam ya,” kata Ryamizard di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
Polri juga disebutkan telah mendapatkan ijin dari Kementerian Pertahanan sebelum mengimpor senjata. Namun diakui oleh Ryamizard, koordinasi antar lembaga yang berwenang masih belum berjalan dengan baik.
Karena itu, ia berharap ke depannya segala perizinan impor senjata hanya berasal dari satu pintu saja yakni Kementerian Pertahanan.
“(kemarin) sudah ada (koordnasi) tapi biasa-biasa aja. Kalau sekarang enggak biasa, harus (lewat Kemenhan). Koordinasi ini belum jalan dengan benar,” ujarnya.
“Mudah-mudahan ke depan berjalan betul karena harus satu induk kementerian pertahanan. Harus sama berpatokan pada satu undang-undang aturan. Kalau udah itu sama semua ya,” lanjut Ryamizard.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto berjanji akan menyelesaikan masalah impor senjata api yang tertahan di Gudang Kargo Unex, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Seperti diketahui, sebanyak 280 pucuk senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter dan 5.932 butir peluru tertahanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sejak tiba pada hari Sabtu (30/9/2017). Sejumlah pasukan TNI terlihat menjaga wilayah tersebut.
Menurut keterangan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto,senjata yang tertahan di Bandara Soekarno-Hatta adalah milik Polri.
“Senjata adalah betul milik Polri dan adalah barang yang sah,” ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017) malam.
(samsul arifin – www.harianindo.com)