Jakarta – Massa Aksi 299 yang menolak masuknya kembali paham komunisme di Indonesia melakukan aksinya, salah satunya di Tugu Tani, Menteng, Jakarta, pada Jumat (29/9/2019) karena dianggap sebagai simbol Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun anggapan htersebut dibantah oleh sejarawan LIPI, Asvi Marwan Adam, yang menjelaskan bahwa Patung Tugu Tani merupakan simbol pembebasan Irian Barat, dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan PKI.
“Jadi pada Tahun 1960-an itu, Pak Adam Malik jadi Dubes RI di Moskow dan pada tahun 60-an itu Pak Soekarno akan ke sana (Moskow). Pak Soekarno menanyakan pematung Rusia yang terkenal untuk membuat patung dengan tema pembebasan Irian Barat,” ujar Asvi, Sabtu (30/9/2017).
Kemudian, Adam Malik memperkenalkan pematung terkenal Rusia Matvei Manizer kepada Presiden Soekarno yang lantas menyetujuinya untuk membuat patung Tugu Tani.
“Jadi Tugu Tani itu tentang perjuangan Irian Barat,” imbuhnya.
Asvi menambahkan, Patung Tugu Tani menceritakan soal seorang ibu yang melepaskan anaknya yang akan ikut berjuang ke medan perang. Patung ini menggambarkan perjuangan rakyat dan militer dalam membebaskan Irian Barat, yang sekarang dikenal dengan Provinsi Papua.
“Pesannya itu perjuangan Irian Barat itu tidak hanya dilakukan militer tapi juga rakyat,” ucapnya.
Karena itu, Asvi menjadi heran mengapa Patung Tugu Tani dihubungkan dengan PKI.
“Mungkin yang mau demo itu tidak setuju dengan pembebasan Irian Barat dari Belanda,” pungkas Asvi tersenyum.
(samsul arifin – www.harianindo.com)