Jakarta – Menjadi pembicaraan utama, kali ini Cina berikan dukungan pada pihak militer Myanmar dalam memburu milisi Rohingya. Gerakan militer di Myanmar sejauh ini memaksa hampir 400 ribu warga suku Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, mengungsi ke Bangladesh.
Kabar yang dituliskan oleh Global New Light selaku surat kabar miliki Myanmar mengatakan bahwa “Sikap Cina terhadap serangan ‘teroris’ di Rakhine sudah jelas. Itu adalah urusan dalam negeri,”
Masih dari sumber yang sama juga mengatakan bahwa “Serangan balasan pasukan keamanan Myanmar terhadap para teroris dan langkah pemerintah untuk membantu masyarakat, disambut baik,”
Cina bersaing dengan Amerika Serikat untuk mendapatkan pengaruh di Myanmar, yang pada 2011 memulai peralihan demokratik setelah 50 tahun dikuasai militer.
Pada awal pekan ini, Pemerintah Amerika Serikat mendesak Myanmar untuk melindungi warga sipil. Kekerasan di negara bagian Rakhine dan eksodus pengungsi menjadi persoalan utama bagi penerima Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi yang saat ini menjadi pemimpin nasional.
Banyak pihak mendesak agar nobel itu dicabut karena Suu Kyi dinilai telah membiarkan apa yang disebut oleh badan HAM PBB sebagai “contoh umum pembersihan etnis.”
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)