Yangon – Mantan aktivis demokrasi yang kini menjadi pemimpin di Myanmar, Aung San Suu Kyi, menglaim bahwa dirinya telah melakukan usaha yang terbaik untuk melindungi semua warga di wilayah Rakhine.
Meski tidak menyinggung soal eksodus warga muslim Rohingya ke Bangladesh yang kini telah mencapai 164.000 jiwa itu, Aung San Suu Kyi mengatakan bahwa pemerintahannya berusaha semaksimal mungkin untuk mengurus semua warga negara.
Beberapa pengamat mengkritik Suu Kyi tidak berbicara mewakili penduduk Rohingya yang tertindas, bahkan sejumlah pihak mendesak agar Hadiah Nobel Perdamaian yang dimenangkannya pada 1991 dicabut.
“Kami harus mengurus warga kami, kami harus mengurus semua penduduk yang berada di negara kami, apakah mereka warga negara kami atau tidak,” ujar Suu Kyi kepada Asian News International.
Suu Kyi juga mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa ketersediaan sumber daya menjadi kendala tersendiri bagi Myanmar.
“Tentu saja, sumber daya kami tidak lengkap dan memadai seperti yang kami inginkan, tapi kami tetap berusaha sebaik mungkin dan kami ingin memastikan bahwa setiap penduduk berhak mendapatkan perlindungan hukum,” katanya saat menjamu Perdana Menteri India Narendra Modi yang bertolak ke Yangon.
Aung San Suu Kyi bahkan beralasan bahwa kondisi di Rakhine telah para sejak beberapa dekade lalu dan tidak bisa diselesaikan begitu saja oleh pemerintahan dirinya yang baru berusia 18 bulan ini.
(samsul arifin – www.harianindo.com)