Bogor – Insiden tidak mengenakkan terjadi di pondok pesantren Ibnu Mas’ud yang terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. PonPes tersebut terpaksa ditutup warga lantaran tertangkap sedang membakar umbul-umbul merah-putih pada Kamis dini hari.
Selaku Kepala Desa Sukajaya, Wahyudin berkata, “Pesantren kami beri waktu selama sebulan untuk pindah dari desa ini, itu sudah menjadi kesepakatan bersama,”
“Sebelum ada kejadian pembakaran, warga dan pihak pesantren sudah cekcok dikarenakan pengurus tidak mau memasang bendera di sekitar pesantren,” ujar Wahyudin.
Wargalah yang kemudian berinisiatif memasang umbul-umbul di sekitar pesantren guna memeriahkan HUT RI ke-72. Rupanya, umbul-umbul itu malah dibakar oleh pengurus pesantren.
“Waktu itu ada warga yang mendapati kalau umbul-umbul itu sedang dibakar di depan pesantren,” kata Wahyudin.
Tak terima, warga kemudian mendatangi Pesantren Ibnu Mas’ud guna meminta pertanggung jawaban atas tindakannya tersebut.
“Adu mulut kembali terjadi antara warga dan pihak pesantren. Pihak pesantren terkesan merasa tidak bersalah dengan perbuatannya itu,” lanjut Wahyudin.
Situasi pun semakin memanas manakala hampir seluruh warga Desa Sukajaya mendatangi Ponpes Ibnu Mas’ud. Takut hal yang diinginkan terjadi, polisi yang tiba di lokasi kemudian membubarkan warga.
“Mediasi dilakukan, dan hasilnya pesantren itu ditutup,” kata Wahyudin.
Sekitar 23 orang yang terdiri dari pengurus dan pengajar Pesantren Ibnu Mas’ud pun dibawa ke Mapolres Bogor guna dimintai keterangan.
“Pemiliknya tadi ditanya alasan kenapa tak mau pasang bendera, katanya kemerdekaan Indonesia itu tidak jelas, banyak korupsi,” tukas Wahyudin.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)