Jakarta – Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Presiden ke-5 RI menyinggung soal lunturnya kebinekaan di Indonesia. Hal itu SBY utarakan saat memberikan pidato dalam kebangsaan bertajuk ‘Mengelola Keberagaman, Meneguhkan Keindonesiaan’ di Auditorium LIPI, Jakarta pada hari selasa (15/08/2017) kemarin.
Menurutnya, maraknya ujaran kebencian dan sentimen agama di media sosial merupakan salah satu tanggung jawab bersama.
“Saya harus katakan, tak ada resep ajaib, tapi ini proses pekerjaan yang harus dilaksanakan sepanjang masa. Memang penyakit itu ada di mana-mana. Love sharing dan caring seolah menjadi kuno,” kata SBY.
SBY berpendapat bahwa semua pemimpin dari berbagai lini, khususnya di sektor pemerintahan, memiliki tanggung jawab moral untuk mencurahkan pikirannya dalam merawat Kebinekaan. Bukan justru menjadi pemicu terjadinya permasalahan.
“Kalau ada konflik sediki, segera lerai, segera temukan solusinya,” jelasnya.
Baca juga : SBY Ingin Masyarakat di Indonesia Tidak Mudah Cengeng
SBY menilai pendidikan sejak dini mengenai keberagaman juga sangat penting. Pemerintah juga harus bisa memberi contoh berupa kebijakan-kebijakan yang meneduhkan.
“Yang penting kita bisa hidup dengan perbedaan itu. Jangan menghalang-halangi kita sebagai Indonesia dengan adanya perbedaan itu. Itu yang akan menjadi tugas kita, bukan semata mengatakan NKRI harga mati,” jelasnya.
Berdasarkan penglihatan SBY, kondisi tersebut tak lepas dari dampak memanasnya situasi politik di Tanah Air beberapa waktu yang lalu. Bahkan saat itu ada pihak yang menuding bahwa SBY merupakan salah satu dalang dari memanasnya situasi politik.
“Jadi nggak benar itu soal pandangan saya yang mau merusak negara, tidak benar. Saya mencintai negara, kita harus lebih kokoh untuk itu,” tegasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)