Jakarta – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang dikonsumsi oleh masyarakat pada semester I tahun 2017 ini mengalami penurunan yang signifikan bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu dari 12,6 juta menjadi 6,8 juta kiloliter.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pemasaran Muchamad Iskandar. Iskandar mengatakan bahwa penurunan penggunaan premium terjadi karena konsumen mulai nyaman dan merasa lebih baik menggunakan BBM non subsidi.
“Mereka merasakan lebih baik, jadi tidak mau pindah lagi (menggunakan BBM subsidi, red),” katanya, Rabu (16/08/2017).
Iskandar mengungkapkan bahwa pada tahun 2016, proporsi penggunaan premium mencapai 81,1 persen, pertamax 10,0 persen atau 1,6 juta kiloliter, pertalite 7,7 persen atau 1,2 juta kiloliter dan pertamax turbo 0,6 persen.
Baca juga : Orang Terkaya Sepanjang Sejarah Ternyata Dipegang Augustus Caesar
Sedangkan pada semester pertama tahun ini penggunaan premium hanya mencapai 42,4 persen, pertamax 16,9 persen atau 2,7 juta kiloliter, pertalite 39,9 persen atau 6,4 juta kiloliter dan pertamax turbo 0,6 persen.
Penggunaan bahan bakar jenis gasoline meningkat dari 15,5 kiloliter menjadi 16 juta kiloliter. Demikian juga penggunaan solar pada semester pertama tahun ini meningkat menjadi 6,5 juta kiloliter dari periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 6,17 juta kiloliter.
Iskandar memaparkan perbandingan porsi penjualan bahan bakar khusus (BBK) jenis gasoline (pertamax, pertamax plus, pertamac racing dan pertalite) baru mencapai 18,9 persen dan premium 81,1 persen per Juni 2016.
Sedangkan per Juni 2017 porsi penjualan BBK telah melampaui premium dengan porsi perbandingan 57,6 persen berbanding 42,4 persen.
“Banyak yang sudah beralih ke BBK,” jelasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)