Jakarta – Warga Rumah Susun (Rusun) Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jakarta Timur, melakukan protes dengan sengaja tidak membayar sewa hingga berbulan-bulan karena pengelola tidak memperhatikan keluhan warga soal perbaikan beberapa bagian rusun yang sudah rusak dan bocor.
Salah satu warga Rusun Cibesel yang bernama Siswo menuturkan, dirinya sengaja tidak membayar sewa rusun karena pengelola tidak segera memperbaiki rembesan air dari lantai atas ke tempat tinggalnya di lantai dua.
“Bocor parah,” kata Siswo, saat ditemui, Rabu (16/8/2017).
Menurut pengakuan Siswo, sudah lima bulan terakhir ini atas di tempat tinggalnya menerima rembesan air dari lantai atas yang kadang beraroma tidak sedap.
“Segala macam air ada, air dari kamar mandi sama dari cucian bocor ke lantai bawah,” ujar Siswo.
Hal senada juga diutarakan oleh Ade, yang juga tinggal di Rusun Cibesel. Ia mengaku telah berusaha menutup rembesan namun sia-sia. Padahal itu ia kerjakan dengan ongkos sendiri.
“Lepas sebulan dibetulin langit-langitnya bocor lagi,” kata Ade.
“Seharusnya fasilitas dibenahi. Kami bukan warga relokasi, kami pasti bayar sewa kalau perbaikan sudah dilakukan,” tandasnya.
Untuk diketahui, biaya sewa di Rusun Cibesel memang berbeda menurut letak lantainya. Ppenghuni umum lantai satu dipatok Rp 508 ribu, lantai dua Rp 461 ribu, lantai tiga Rp 419 ribu, lantai empat Rp 378, dan lantai lima Rp 341 ribu.
Sedangkan warga relokasi diberikan subsidi sehingga cukup membayar Rp 234 ribu untuk lantai satu, lantai dua Rp 212 ribu, lantai tiga Rp 192 ribu, lantai empat Rp 173 ribu, dan lantai lima Rp156 ribu.
(samsul arifin – www.harianindo.com)