Jakarta – Siput bagi sebagian orang merupakan hewan yang menggelikan karena lengket dan dipenuhi lendir dari tubuhnya. Tapi tahukah anda? Saat ini sekelompok peneliti baru saja menciptakan lem yang fleksibel, tetapi tangguh, untuk organ dan jaringan tubuh manusia setelah terinspirasi oleh lendir siput.
Ya, terdengar membingungkan. Namun lem siput lendir ini memiliki keunggulan dibandingkan lem medis buatan lainnya. Lem medis biasa pada umumnya masih memiliki banyak kekurangan, termasuk mudah robek, kurang lengket, beracun bagi sel, dan sulit digunakan pada permukaan yang basah.
Jianyu Li, seorang peneliti dari Harvard University, kepada The Guardian (27/7/ 2017), mengungkapkan, ia bersama dengan koleganya menciptakan lem yang lebih kuat, tidak beracun bagi sel, dan dapat digunakan pada jaringan yang sedang bekerja dan basah akan darah. Ia mengaku ingin menyempurnakan kekurangan dari lem medis sebelumnya.
Dilansir dari jurnal Science, Li menambahkan, ide tersebut muncul setelah mereka mengamati bagaimana seekor siput Eropa, Arion subfuscus, mempertahankan dirinya dari predator dengan menggunakan lendir yang terdiri dari protein bermuatan positif.
Guna meniru lendir tersebut, para peneliti mencampurkan polimer bermuatan positif dengan hydrogel yang berbahan dasar air. Fungsinya antara lain untuk menciptakan ikatan dengan hydrogel dan jaringan biologis yang akan dilem. Sementara itu, hydrogel tidak hanya membantu menambah fleksibilitas, tetapi juga menjaga lem agar tidak mudah retak.
Dengan bantuan senyawa pengikat lainnya, para peneliti menemukan bahwa lem tidak hanya merekat pada kulit, tetapi juga tulang rawan, jantung, pembuluh darah, dan hati yang masih bekerja dan bersimbah darah. Hal tersebut menjadikan lem bisa melar hingga 14 kali ukuran aslinya sebelum berhenti bekerja.
Sehingga, dalam bentuk injeksi, lem juga dapat digunakan sebagai menutup lubang pada jantung babi dan menghentikan pendarah pada tikus.
Walaupun jantung terus berdetak, lem akan mampu bertahan hingga puluhan ribu siklus detak jantung tanpa menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Luar biasa bukan? (Rere – www.harianindo.com)