Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan teroris asing atau Foreign Terrorist Fighters (FTF) merupakan ancaman riil di kawasan Asia Tenggara.
Karena itu, Suhardi mengajak negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teroris asing pascaoperasi militer Filipina di Marawi terhadap kelompok bersenjata yang diduga berasal dari jaringan kelompok terorisme ISIS.
“FTF merupakan ancaman riil di kawasan Asia Tenggara yang harus segera diselesaikan secara bersama,” ujar Kepala BNPT usai pertemuan subregional meeting Foreign Terrorist Fighters (FTF) and Cross Border Terrorism yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di Manado pada Minggu (30/7/2017).
Pertemuan itu dihadiri delegasi dari Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Australia, dan Selandia Baru. Dari Indonesia hadir Menlu Retno LP Marsudi, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kasum TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan Ashaf, Menkominfo Rudiantara, Menkumham Yasonna Laoly, dan Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin.
Kepala BNPT mengatakan secara komprehensif semua masukan tentunya bisa untuk mencari solusi supaya penyebaran dari pengaruh ISIS di Asia Tenggara bisa dieliminasi.
“Karena kita semua sepakat untuk memerangi itu (ISIS),” kata mantan Kepala Divisi Humas Polri ini .
Baca juga: Ribuan E-KTP Belum Diterima, Disdukcapil Yogyakarta : Penyebabnya Ada Beberapa Hal
Deputi III Bidang Kerjasama Internasional BNPT Irjen Pol Hamidin mengatakan situasi keamanan di Marawi pascaoperasi militer bukan saja menimbulkan ketegangan di kawasan tersebut, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara kawasan di Asia Tenggara.
Untuk itu, kata mantan Direktur Pencegahan BNPT ini, Indonesia, Malaysia, dan Brunei harus mengambil langkah antisipasi menghadapi kemungkinan eskalasi sel-sel teroris tersebut khususnya setelah ISIS melemah di Irak dan Suriah. “Asia Tenggara menjadi target proyek kekhilafahan setelah Irak dan Suriah jatuh di tangan sekutu,” kata mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat ini. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)
Setuju sekali, biar pengendara motor yang tolol sadar membedakan fungsi trotoar & jalan raya. Kasih sangsi yg tegas. Denda yang tinggi, kasihan oara pejalan kaki