Bogor – Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyambangi kediaman Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, semalam, Kamis (27/7/2017).
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengingatkan peran mereka dalam membangun demokrasi dan mendorong reformasi ‘98.
“Suasana agak prihatin. Pak SBY Presiden 10 tahun, dari TNI, saya juga dari TNI. Beliau bersama kami, perwira-perwira muda yang mendorong reformasi,” ungkap Prabowo.
Prabowo lantas mengungkapkan peran tersebut, khususnya perwira-perwira muda TNI kala itu, diakui oleh seluruh dunia. Bagaimana TNI mundur dari kekuasaan dengan suka rela, dan cepat sekali.
“Kok bisa? Karena kami benar-benar percaya bahwa yang terbaik untuk bangsa dan negara adalah demokrasi (berdasarkan) Pancasila,” ujarnya menambahkan.
Mantan Panglima Kostrad dan Komandan Jenderal Kopassus tersebut pun menuturkan, demokrasi pelaksanaannya adalah pemilu. Oleh karena itu, Prabowo menilai setiap upaya mengurangi kualitas demokrasi, atau menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan akal sehat, atau menyakiti kemampuan berpikir rakyat Indonesia adalah mencemaskan.
Ia lantas menyinggung soal presidential treshold atau ambang batas presiden 20 persen. Dia menegaskan partainya juga Demokrat, PAN, dan PKS tidak ikut bertanggung jawab atas lahirnya aturan tersebut.
Baca juga: Aksi Gubernur Babel dan Istri Saat Berjoged Pinguin
“Karena kita tidak mau ditertawakan oleh sejarah. Mau berkuasa 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun, di ujungnya sejarah akan menilai,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)