Harian IndoJakarta – Menggunakan masker kesehatan saat menjalani kegiatan sehari-hari adalah salah satu cara paling praktis untuk melindungi sistem pernapasan dari polusi yang bertebaran di jalan.
Masker
Tetapi, sebuah penelitian etnografi yang dilakukan oleh PT 3M Indonesia menemukan jika terdapat beberapa persepsi yang salah dalam pemakaian pelindung itu.
“Pertama, kebanyakan konsumen memakainya secara bolak-balik,” ucap Yunadi Aulia Desmawan selaku Business Manager Consumer Health Care Market PT 3M Indonesia dalam acara peluncuran NexcareTM Carbon Mask seperti dilansir dari metrotvnews.com, Selasa (25/7/17).
Yunadi menambahkan, konsumen memakai bagian dalam masker ketika beraktivitas di luar ruang sebagai bentuk proteksi dari polusi udara. Sementara, bagian luar dipakai ketika konsumen dalam keadaan tidak sehat dengan asumsi agar virus tak tertular ke luar lain.
Padahal, pemakaian masker hanya boleh di satu sisi saja, yaitu bagian dalam supaya lebih efektif dalam melindungi sistem pernapasan.
Tak hanya itu, kebanyakan konsumen menggunakan masker sekali pakai selama berkali-kali dan dalam waktu yang terlalu lama.
“Waktu pemakaian maksimal untuk masker sekali pakai adalah delapan jam setelah dibuka dari kemasan. Atau kalau sudah dekil sekali, segera ganti,” saran pria yang biasa dipanggil Aul tersebut.
Hal itu pun disetujui oleh ahli paru Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR dari RS Persahabatan Jakarta.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Orang Terkenal Rentan Bunuh Diri
Dirinya menerangkan, masker yang terlalu lama dipakai membuat kuman bersarang di bahan penyaring masker sehingga pelindung tersebut membuat kuman berkembang biak. Alhasil, kumpulan kuman tersebut dapat menyebabkan infeksi di bagian pernapasan. (Yayan – www.harianindo.com)
