Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, polisi harus menjalin kedekatan dengan para pemimpin agama. Sebab, agama seringkali diseret dalam berbagai konflik sosial masyarakat.
Hal tersebut ia sampaikan dalam pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.
“Yang terjadi, pengalaman-pengalaman yang ada, kenapa konflik itu membesar kalau agama dimasukkan? Karena itulah kenapa polisi harus mengerti agama dengan benar, karena itulah kenapa Anda harus dekat dengan pemimpin agama ke semua pihak di daerah,” kata JK di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Menjalin kedekatan dengan pemuka agama akan memudahkan polisi dalam menengahi konflik sosial di masyarakat yang melibatkan agama. Sebab, jika tidak diantisipasi dengan baik, konflik sosial yang bersifat lokal, bisa menjadi nasional.
“Jadi, Anda harus pahami itu, jangan konflik itu masuk ke ranah ini. Tentu harus diatasi dengan baik, itu terjadi di Ambon, Poso, juga di Aceh,” lanjutnya.
Baca juga: Polisi Belum Kantongi Izin untuk Periksa Novel Baswedan di Singapura
JK mengingatkan bahwa umumnya, sesuatu yang tampak sebagai konflik agama, akarnya tidak berasal dari bentrokan antarumat berbeda keyakinan. Sejak kemerdekaan hingga kini, tercatat 15 konflik sosial besar terjadi di Indonesia, yang 10 di antaranya disebabkan ketidakadilan, baik sosial, ekonomi maupun politik.
“(Konflik) Aceh itu bukan masalah agama, tapi masalah kesejahteraan. Di Aceh kaya daerahnya dengan resources tetapi kenapa Aceh kurang maju dibanding daerah lain? Maka minta suatu kesejahteraan yang lebih baik,” ujar JK. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)