Yogyakarta – Driver taksi online yang menjadi korban perlakuan kurang mengenakan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta, F, mengaku tak bermaksud untuk menaikkan penumpang di zona terlarang, Bandara Adisutjipto.
F pun tak berusaha melarikan diri. Ia mencoba menghindari penumpang agar tidak naik di bandara sesuai dengan ketentuan.
“Saya dapat penumpang untuk diantar ke terminal B bandara. Ketika hendak keluar, saat itu macet sekali, sehingga diarahkan petugas ke kiri,” ujar F saat ditemui awak media, Senin (19/06/2017) malam.
Pada kondisi macet itu, di aplikasi muncul pemberitahuan kalau ada penumpang.
Melihat ada yang memesan, F lantas mencoba menghubungi untuk menyampaikan agar customer menunggu di luar, menjauh dari bandara. Sebab peraturannya tidak boleh menaikkan penumpang di bandara.
“Tetapi ketika proses menelpon, orangnya mungkin melihat di aplikasi mobilnya seperti apa dan plat nomornya. Kebetulan saya kena macet dan melihat mobilnya sama dengan diaplikasi, customer itu langsung membuka pintu,” kisahnya.
Ketika penumpang membuka pintu mobil, F sempat berusaha mencegah agar customer tidak masuk ke mobil. Penumpang diminta berjalan kaki keluar bandara terlebih dulu.
“Saya sudah teriak-teriak. Pak jangan masuk, ini zona merah. Saya tidak melarikan diri, kalau melarikan diri ya jelas tidak bisa kondisi macet. Saya hanya berusaha agar menjauh dari customer, karena zona merah,” tegasnya.
Dalam waktu singkat, sudah ada banyak orang yang mengerubungi mobilnya dan bahkan sampai masuk ke dalam. Mereka meminta agar dirinya keluar dari mobil. Dalam kondisi kaget dan takut, F berusaha tetap berada di dalam mobil.
“Mereka masuk kedalam mobil dan saya dipaksa keluar. Satu orang datang langsung memiting membawa ke kedatangan, sambil meneriaki saya pencuri. Saya bilang pak, biasa aja, saya mencuri apa,” tuturnya.
Ia menjelaskan, di terminal kedatangan, dirinya disuruh duduk di kursi. Penumpang pun mencoba memberikan penjelasan bahwa F tidak salah. Melainkan dirinyalah yang langsung masuk ke dalam mobil.
“Pelanggan juga sudah memberikan penjelasan, kalau saya tidak salah,” tegas sang driver yang kemudian diminta untuk membuka baju. Sementara saat itu banyak orang yang lalu lalang di lokasi tersebut. “Kursi di tengahin, disuruh duduk dan disuruh buka baju, saya bilang pak tidak perlu seperti itu, tapi justru dibilang saya ngeyel,” urainya.
F mengakui, saat itu ia merasa malu harus melepas bajunya di muka umum. Tetapi dengan terpaksa ia memutuskan untuk melepas baju karena sudah dikerubuti banyak orang.
“Di situ sudah dikepung, ngomong salah ga ngomong salah, ya sudah terpaksa saya ikuti buka baju,” kata F.
Menurutnya, dirinya dilepaskan sekitar pukul 20.00 Wib. Namun sebelum dilepaskan dirinya diminta membuat surat pernyataan tidak lagi mengambil penumpang di bandara.
“Saya memohon untuk meminta baju dan mengenakan baju. Baru dilepaskan itu setelah membuat pernyataan sekitar pukul 20.00 Wib. Kejadian awal sekitar setelah Magrib,” tandasnya.
Baca juga: KPK Membawa Tiga Koper Barang Bukti dan Rekaman CCTV dari Kantor DPRD Mojokerto
F lantas menuturkan tidak mengetahui siapa yang mengambil gambar saat kejadian itu. Sebab orang banyak yang melihat dan lalu lalang di lokasi tersebut.(Yayan – www.harianindo.com)