Teheran – Kampanye di media sosial yang menentang kewajiban berhijab bagi kaum wanita di Iran menjadi kontroversial di negeri tersebut. Gerakan itu dipimpin oleh Masih Alinejad. Demikian seperti dilansir dari BBC, Sabtu (17/6/2017).
Alinejad saat ini tinggal di pengasingan Amerika Serikat (AS) dan belum pernah kembali ke Iran sejak 2009. Ia kini tidak dapat kembali ke negara asalnya karena menghadapi risiko ditangkap.
Menggunakan tanda pagar (tagar) bertuliskan #whitewednesdays, para netizen mengunggah berbagai foto dan video mereka yang mengenakan kerudung berwarna putih atau pakaian serba putih sebagai bentuk protes.
Gagasan tersebut dikemukanan Alinejad yang tak lain adalah pendiri dari My Stealthy Freedom, sebuah gerakan daring yang menentang kewajiban berhijab di Iran.
Sebelum revolusi Islam pada tahun 1979, wanita-wanita di Iran mengenakan pakaian ala barat, termasuk memakai rok mini dan atasan lengan pendek, namun semua itu berubah saat mendiang Ayatollah Khomeini berkuasa.
Baca juga: Iran Tuding Amerika Sebagai Pencipta ISIS
Kaum wanita di Iran tak hanya dipaksa untuk menutupi rambut mereka sesuai dengan suatu tafsir atas suatu aturan Islam, namun mereka juga berhenti memakai riasan dan mulai memakai atasan yang melebihi lutut. (Yayan – www.harianindo.com)