Jakarta – Sekjen DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Bamukmin meminta agar masyarakat tidak menghakimi dan menganggap mereka yang melakukan persekusi kepada seorang remaja berusia 15 tahun berinisial PMA adalah anggota FPI.
Novel juga menjelaskan bahwa tidak semua orang yang ada di rekaman video yang kemudian menjadi viral tersebut melakukan kekerasan terhadap PMA.
“Tapi tidak semua orang itu memukul. Hanya satu dua orang yang memukul, selebihnya justru mengamankan dari amarah masyarakat,” kata Novel, Kamis (1/6/2017).
Menurut Novel, masyarakat tidak boleh menuduh bahwa pelaku persekudi terhadap PMA itu adalah anggota FPI karena tidak satupun dari mereka yang menggunakan atribut FPI, meski nama FPI disebut beberapa kali dalam rekaman video tersebut.
“Kita akan selidiki, kita lihat dahulu, maksud dan tujuan mengatasnamakan FPI apa,” kata Novel.
Novel juga mengajak masyarakat untuk tidak berprasangka buruk karena bisa saja peristiwa tersebut hanya untuk mengamankan PMA dari amarah massa.
“Itu di ruangan, kita berprasangka baik, itu pengamanan. Bisa saja kalau di luar massa akan marah,” katanya.
Dengan adanya peristiwa tersebut, Novel berharap agar tidak ada lagi pihak-pihak yang memicu gesekan dengan melakukan penghinaan terhadap ulama dan agama.
“Jangan menghina agama, jangan menghina ulama. Dari segi manapun, jangan sampai ada aksi karena akan ada reaksi. Jangan memperkeruh suasana saat Ramadan,” katanya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)