Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lajnah Falakiyah PBNU telah siap memantau hilal dan rukyat pada Jumat (25/5/2017) besok, dalam menentukan awal Ramadhan. Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj mengungkapkan bahwa PBNU akan memantau di 90 titik dalam menentukan jatuhnya Bulan Ramadhan 2017.
“Kita ada 90 titik, Sumenep, Bawean, Situbondo, dan lain-lain,” ujar Kiai Said saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2017).
Kiai Said juga menuturkan bahwa pihaknya tidak bisa menentukan awal Ramadhan kecuali jika telah melakukan rukyat dan menyaksikan hilal. Kendati demikian, bukan berarti NU tidak bisa menghitung.
“Bukan berarti NU enggak bisa hitung, bisa hitung. Selain penentuan bulan Ramdhan dan Idul Fitri kita pakai hitung juga. Tapi kalau untuk awal Bulan Ramadhan dan awal Syawal kata Nabi Muhammad ini harus lirukyatikum, kamu melihatnya harus dengan mata,” ucapnya.
Menurutnya, di tahun-tahun sebelumnya biasanya yang menjadi penyebab adanya perbedaan dalam sidang Isbat adalah metodenya. Apabila NU menggunakan cara dengan menyaksikan hilal langsung dengan mata, sedangkan Muhammadiyah dengan menggunakan hisab.
Baca Juga : Mengaku Pejuang Jihad Islam, Pesan Singkat Ancam Ledakkan Kantor NET TV
“Biasanya yang sudah-sudah itu, semua sepakat kecuali Muhammadiyah. Karena kenapa? karena Nabi Muhammad, khalifah Abu Bakar, Umar, Usma, Ali semua hisab. Mereka pakainya perhitungan kita pakainya penyaksian,” kata Kiai Said.
(bimbim – www.harianindo.com)