Jakarta – Pasca peristiwa dua bom bunuh diri yang terjadi di kawasan Terminal Kampung Melayu pada Rabu (25/5/2017) malam sekitar pukul 21.00 WIB, banyak kemudian beredar foto dan video yang memperlihatkan suasana pasca ledakan.
Pada beberapa foto dan video memperlihatkan beberapa jenazah tergeletak di tanah, bahkan terlihat pula potongan tubuh korban ledakan.
Terkait maraknya peredaran dari foto kondisi para korban, Kementerian Komunikasi dan Informatika kemudian perlu menyerukan agar netizen tidak melakukannya karena justru akan membuat para teroris menjadi bangga.
Menurut Plt. Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Noor Iza, netizen diharapkan lebih menghormati dan berempati kepada para korban.
“Ikut menyebarkan justru membuat teroris bangga. Menyebarkan foto dan video, bahkan sampai viral, bukan bentuk dari rasa hormat. Kalau kita tidak suka dengan aksi pengeboman, tidak menyebarkannya merupakan ekspresi yang baik,” tegas Noor Iza, Kamis (25/5/2017).
Di tempat terpisah, Psikiater dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FAPM, menyesalkan penyebaran foto para korban ledakan bom di Kampung Melayu karena dianggap tidak menghormati keluarga korban.
“Adanya share di medsos ataupun WhatsApp tentang gambar dan foto korban luka dan meninggal, apalagi tanpa sensor, ini sangat tidak baik dan merupakan tindakan yang tidak menghormati korban dan keluarga korban,” tutur dr Andri, Kamis (25/5/2017).
Selain itu, dengan menyebarkan foto para korban tanpa disadari netizen juga ikut menyebarkan rasa takut di tengah masyarakat yang memang itu menjadi tujuan dari para teroris.
“Penyebaran foto-foto itu tidak hanya memengaruhi psikologis dan tidak menghormati keluarga korban, tapi juga menyebarkan rasa takut dan panik kepada orang lain. Justru inilah yang diharapkan pelaku teror agar masyarakat panik, takut dan bingung,” tandasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)