Jakarta – Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah memastikan jika pihaknya menolak keras khilafah diterapkan di Indonesia. Karena itu, Pemuda Muhammadiyah akan mengajak anggota HTI berdiskusi untuk mengembalikan penafsiran yang salah terhadap makna sistem khilafah itu sendiri.
“Bagi Muhammadiyah Islam khilafah itu adalah romantisme lama yang bagi kami tidak kompatibel diterapkan pada saat ini,” ucap Dahnil saat dihubungi, Sabtu (13/5/2017).
Menurut Dahnil, Muhammadiyah sudah menganggap Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah, yang berarti kesepakatan bersama sebagai bangsa. Karenanya, lanjutnya, khilafah bagi Muhammadiyah tidak kompatibel untuk Indonesia.
Meski demikian, Dahnil mempertanyakan apakah HTI hanya menganut ajaran tersebut ataukah ingin menerapkannya. Seandainya hanya sebagai ruang diskusi, maka HTI bukanlah ancaman.
Baca juga: Fahri Hamzah Menegaskan Dirinya Tak Lagi Punya Masalah Dengan Pajak
“Indonesia dan Islam punya beragam khazanah pemikiran, itu wajar sekali. Dan kita saling menghormati di dalam khazanah pemikiran itu. Tapi yang jadi masalah ketika ide itu menjadi gerakan,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)