Jakarta – Semakin bebasnya kelompok radikal menunjukkan eksistensinya ternyata mendapatkan perhatian serius dari mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.
Menurut Ansyaad Mbai, belakangan ini para elite politik justru memanfaatkan kelompok radikal untuk mendulang suara.
“Elite politik mendukung radikalisme. Sebenarnya bukan mendukung, tapi menunggangi untuk meraih suara,” ujar Ansyaad dalam diskusi di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2017).
“Anda lihat mereka (kelompok radikal) diundang masuk ke Senayan (Gedung DPR/MPR), deklarasi mau menjatuhkan Presiden,” lanjutnya.
Elite politik yang ‘menunggangi’ kelompok radikal ini dinilai merupakan ancaman bahaya tersendiri bagi pemerintah terhadap semakin besarnya pengaruh paham radikal di Tanah Air.
Selain itu, kembalinya para ‘foreign terorist fighters’ (FTF) dari Suriah ke Indonesia karena masifnya serangan Amerika Serikat terhadap basis-basis kelompok ISIS di sana juga harus menjadi perhatian aparat keamanan.
Sedangkan satu bahaya lainnya yang menurut Ansyaad Mbai juga berpotensi makin menjadi besar yakni penggunaan media sosial untuk melakukan perekrutan dan penyebaran paham radikal yang tujuan akhirnya yaitu mendirikan khilafah.
“Gerakan-gerakan mendirikan khilafah ini seperti enggak disadari juga sama politikus. Dikiranya mereka ini pasukan nasi bungkus. Padahal bukan. Hal-hal inilah yang juga harus kita semua waspadai,” ujar Ansyaad.
(samsul arifin – www.harianindo.com)