Jakarta – Pengunggah potongan video Ahok ketika menyinggung surat Al Maidah di Kepulauan Seribu, Buni Yani mengaku bahwa hidupnya kini dirundung kesulitan. Dirinya mengaku sering diteror usai dirinya mengunggah potongan video Ahok tersebut. Bahkan, membuatnya diberhentikan dari kampus tempat dimana dirinya mengajar.
“Saya diminta berhenti dari kampus saya sudah 6 bulan tidak bekerja. Penelitian saya di Belanda dihentikan, teror datang terus ke rumah saya,” kata Buni, saat gelar jumpa pers di Sofyan Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2017).
Kini, Buni merasa hidupnya tidak tenang. Dia juga tidak menyangka tindakannya dalam mengunggah potongan video tersebut berbuntut panjang.
“Saya tidak percaya hidup saya seperti ini. Buzzer enggak pernah berhenti meneror saya, memfitnah saya bahkan sekarang sering ada mobil yang berhenti di depan rumah saya yang membuat istri saya takut,” ungkapnya.
Meski demikian, dia mengaku bahwa hidupnya dizalimi oleh kubu Ahok yang melaporkannya ke polisi atas dugaan menebarkan kebencian. Oleh karena itu dia melaporkan kembali Ahok atas pencemaran nama baik, namun hingga saat ini dia laporannya tidak pernah di proses polisi.
Baca Juga : Anies Janjikan Seluruh Warga DKI Punya Rumah, Tidak Sewa
“Saya merasa dizalimi, saya diperlakukan sangat zalim. Saya pertama dilaporkan oleh timsesnya Pak Gubernur (Ahok) yang kedua karena saya enggak terima masa seorang dosen dibilang menyebarkan kebencian, saya tidak terima saya laporkan atas pencemaran nama baik namun tidak pernah di proses sampai sekarang,” ujarnya.
(bimbim – www.harianindo.com)