Jakarta – Setelah ditetapkan sebagai tersangka penyebaran penghasutan SARA, Buni Yani mengaku bahwa dirinya kerap kali diserang oleh “buzzer-buzzer” pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Oleh sebab itu, Buni akan menantang para “buzzer-buzzer” pendukung Ahok tersebut untuk bertemu dan berdebat.
Status tersangka yang kini disandangnya dinilai adalah akibat dari perbuatan buzzer Ahok yang disebutnya telah memelintir dan mempermasalahkan caption yang ditulis dalam video yang diunggahnya. Padahal, ia mengakui bahwa apa yang ditulisnya adalah partial quotation yang sebenarnya lumrah terjadi.
Buni menyebut bahwa penghilangan atau penambahan kata kutipan yang ia tulis tersebut tidak masalah sepanjang hanya bertujuan untuk memperjelas dan tidak menghilangkan makna.
“Buzzer-nya belum mengetahui bahwa saya paham masalah ini. Saya tahu masalahnya. Silakan berdebat dengan saya. Yang paling pintar pendukung dia deh, bawa ke sini. Berdebat dengan saya saja untuk masalah ini,” kata Buni dalam sebuah jumpa pers yang digelar di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2017).
Menurut Buni, dirinya ditetapkan sebagai tersangka lantaran caption yang telah ditulis dan bukan karena video yang diunggahnya. Polisi diklaim tidak bisa membuktikan secara konkrit bahwa dirinya telah mengedit video Ahok ketika berpidato di Kepulauan Seribu pada (27/9/2016).
Akan tetapi, Buni menyebut bahwa buzzer-buzzer pendukung Ahok tersebut membangun opini bahwa dirinya telah mengedit dan mengungah video pidato Ahok.
Baca Juga : Bila Ahok Divonis Ringan, Neno Warisman Singgung Revolusi
“Yang dikatakan mereka hanya Buni Yani punya niat jahat. Dipelintir semua. Jadi tolong ini dipahami. Jangan mendengar kata buzzer. Saya ini mengerti masalahnya. Saya mengajar soal ini,” ujar pria yang pernah mengajar di salah satu universitas swasta di Jakarta ini.
(bimbim – www.harianindo.com)