Harian IndoJakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melemparkan isu reshuffle kabinet usai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot tersingkir dalam Pilkada DKI. Jokowi menyebut jika dirinya akan mencopot menteri yang tidak mencapai target.
Jokowi
Meski demikian, isu tersebut tampaknya dengan sengaja dilemparkan ke publik demi memanaskan kembali kursi kabinet agar tidak terkesan mendadak.
Pernyataan akan mencopot menteri yang gagal mencapai target itu diutarakannya saat berpidato dalam Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang diselenggarakan MUI di Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Pada kesempatan tersebut Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasinal (BTN) Sofyan Djalil, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin, dan Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin.
Lewat sambutannya, Jokowi memaparkan dua agenda besar untuk mengatasi ketimpangan ekonomi.
Di antaranya adalah redistribusi aset dan reforma agraria.
Terkait redistribusi aset, Presiden menjelaskan bahwa saat ini terdapat 126 juta bidang tanah, namun baru 46 juta yang telah disertifikat.
Hal tersebut jelas menjadi masalah karena warga yang tidak memiliki sertifikat terhambat untuk mengkases modal ke lembaga keuangan.
Jokowi juga menetapkan target untuk Menteri Agraria/Kepala BPN mengeluarkan 7 juta sertifikat pada 2018, dan 9 juta sertifikat pada 2019 untuk rakyat.
Baca juga: Untuk Warga Yang Belum Punya e-KTP, Simak Informasi Berikut
“Target itu harus bisa diselesaikan. Kalau memang tidak selesai, pasti urusannya akan lain, bisa diganti. Ya saya blak-blakan saja, dengan menteri juga seperti itu. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot, dan yang lain-lainnya,” tegas Jokowi. (Yayan – www.harianindo.com)
