Jakarta – Pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno hampir dapat dipastikan mengungguli Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilgub DKI 2017. Janji-janji kampanye pun mulai ditagih.
Salah satunya adalah janji mereka kepada umat muslim Jakarta.
Selama berkampanye, Anies-Sandi menjanjikan lokasi Monumen Nasional (Monas) diperbolehkan menjadi kegiatan agama. Di mana kebijakan ini dilarang dilakukan Ahok semasa jabat gubernur DKI Jakarta.
Anies menegaskan, warga perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan diri. Sehingga lokasi Monas dianggap layak sebagai lokasinya. Terutama untuk melakukan kegiatan agama. Anies juga menegaskan dibolehkannya aktivitas keagamaan di Monas merupakan bentuk upaya memberikan rasa nyaman bagi warga Jakarta.
“Kita akan bebaskan warga untuk menggunakan Monas untuk kegiatan keagamaan,” kata Anies pada Minggu, 15 Januari 2017 lalu. “Saya akan menjadikan Jakarta sebagai tempat untuk berpahala,” lanjutnya.
Kebijakan yang dijanjikan buat umat muslim tak berhenti di situ. Pasangan nomor urut tiga ini, juga mendorong masalah pendidikan. Salah satunya dengan memaksimalkan dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus.
Ketua NU Jakarta Utara, KH Ali Mahfudz, bahkan memberikan acungan jempol pada program ini. Melalui terobosan KJP Plus, nantinya tak dinikmati siswa di sekolah negeri, tetapi juga siswa di sekolah swasta dan pondok pesantren maupun madrasah menjadi daya tarik tersendiri.
“Di Jakarta itu, di tingkat menengah ke bawah itu adalah anak-anak yang sekolah di Pesantren-pesantren dan madrasah, dan jumlahnya cukup besar, jadi KJP saja tidak mewakili seluruh pelajar di DKI Jakarta, kira-kira seperti itu,” ungkap Ali pada Jumat (24/2/2017).
Bagi madrasah, Anies telah berkomitmen memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya di Jakarta. Ini lantaran kalah bersaing dengan sekolah umum, baik negeri maupun swasta. Menurut Anies, ada beberapa faktor infrastruktur dan kualitas Madrasah tertinggal. Misalnya, kurangnya perhatian maksimal dari Pemerintah Daerah (Pemda).
“Untuk itu, mereka membutuhkan dukungan dari pemda, karena meskipun secara administratif madrasah di bawah pembinaan Kementerian Agama, tetapi mereka adalah warga jakarta,” tegas Anies di Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2017).
Masalah berikutnya adalah, banyaknya Madrasah swasta dan pengelolaannya membutuhkan biaya tidak sedikit. Sementara, dukungan dana dari warga belum tentu cukup, apalagi banyak orang tua berasal dari sosial ekonomi kurang kuat.
Tak hanya menjanjikan peningkatan kualitas Madrasah, kandidat Gubernur nomor 3 tersebut juga bakal menyejahterakan para tenaga pengajarnya. “Agar mereka termotivasi mengajar ke siswanya,” tutur Anies.
Baca juga: Nikita Mirzani Menagih Janji Anies-Sandi, Mulai RW Rp 1 Miliar Hingga Transport Serba Rp 5000
Bagi ulama beserta marbut masjid, Anies tegaskan memprioritaskan masalah kesehatan mereka. Bahkan Anies ingin agar mereka juga ditanggung pelayanan kesehatan. “Mereka adalah penjaga akhlak. Harus diayomi. Nanti akan dapat fasilitas kelas 1,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)